MAKALAH
BIOTEKNOLOGI
MIKROBIA DALAM TEKNOLOGI
FERMENTASI DAN PRODUK YANG DIHASILKAN
Oleh :
Kelompok 4
Ageng
Kastawaningtyas 13030654003
Yubhanir Muji
Rahayu 13030654023
Septiana
Nurjanatin Aulia 13030654028
Kelas Pendidikan
IPA A 2013
PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses fermentasi dalam pengolahan pangan
adalah proses pengolahan pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk
meningkatkan keawetan pangan dengan dioproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk
menghasilkan produk dengan karekateristik flavor dan aroma yang khas, atau
untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik.
Pada berbagai jenis makanan
fermentasi, keterlibatan bakteri asam laktat memberikan efek yang menguntungkan
karena asam yang dihasilkan yang dihasilkan dapat mencegah pertumbuhan mikroba
lain yang tidak dikehendaki selama proses fermentasi berlangsung. Mikroba yang ada di sekeliling kita mempunyai manfaat
yang sangat besar, mikroba yang baik bagi manusia diantaranya adalah mikroba
pangan yang membantu manusia pada proses pembuatan makanan dan minuman. Peranan
mikroba dalam pembuatan berbagai makanan fermentasi adalah sebagai pengawet
makanan tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan. Proses fermentasi dengan
menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan akan menyebabkan nilai pH pangan
turun di bawah 5,0 sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri fekal yaitu
sejenis bakteri yang jika dikonsumsi akan menyebabkan muntah-muntah, diare,
atau muntaber. Dalam
makalah ini akan dijelaskan mikroba yang berperan dalam proses fermentasi serta
produk-produk makanan dan minuman yang dihasilkan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatan dapat diambil suatu
rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa saja mikroba
yang berperan dalam proses fermentasi?
2.
Apa saja produk
yang dihasilkan oleh bantuan mikroba melalui teknologi fermentasi?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
mikroba yang berperan dalam proses fermentasi.
2.
Mengetahui
produk yang dihasilkan oleh bantuan mikroba melalui teknologi fermentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Fermentasi
Fermentasi
adalah proses yang memanfaatkan jasa mikroorganisme, maka pengendalian proses
fermentasi pada dasarnya adalah pengendalian pertumbuhan dan aktivitas
mikroorganisme tersebut. Proses fermentasi dalam pengolahan pangan mempunyai
beberapa keuntungan-keuntungan, antara lain :
1.
Proses
fermentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu normal, sehingga tetap
mempertahankan (atau sering bahkan meningkatkan) nilai gizi dan organoleptik
produk pangan.
2.
Karakteristik
flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat khas, tidak dapat diproduksi
dengan teknik/metoda pengolahan lainnya.
3.
Memerlukan
konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada kisaran suhu normal.
4.
Modal
dan biaya operasi untuk proses fermentasi umumnya rendah, dan teknologi fermentasi umumnya telah dikuasi
secara turun temurun dengan baik.
B.
Mikroba yang berperan
dalam Fermentasi
Mikroba yang digunakan
dalam proses fermentasi dapat berasal dari jenis bakteri dan jenis fungi.
Beberapa mikroba jenis bakteri dan fungi adalah sebagai berikut :
1.
Mikroba jenis bakteri
a. Lactobacillus
Bakteri
ini dikenal juga dengan nama bakteri laktat terdiri dari delapan jenis yang
mempunyai manfaat berbeda-beda. Diantara jenis bakteri lactobacillus yang
paling dikenal adalah Lactobacillus bulgaricus
dan Lactobacillus sp.
Lactobacillus bulgaricus
merupakan salah satu bakteri yang berperan penting dalam pembuatan yoghurt.
Yoghurt merupakan hasil olahan fermentasi dari susu. Bakteri ini hidup di dalam
susu dan mengeluarkan asam laktat yang dapat mengawetkan susu dan mengurai gula
susu sehingga orang yang tidak tahan dengan susu murni dapat mengonsumsi
yoghurt tanpa khawatir akan menimbulkan masalah kesehatan.
Lactobacillus sp.
biasanya digunakan untuk pembuatan terasi. Terasi biasanya terbuat dari udang
kecil (rebon), ikan kecil ataupun teri. Proses pembuatan terasi dilakukan
secara fermentasi. Rebon yang telah kering ditumbuk dan dicampur dengan bahan
lain kemudian diperam selama 3-4 minggu. Selama fermentasi, protein diekstrak
menjadi turunan-turunanya seperti pepton, peptida dan asam amino. Fermentasi
juga menghasilkan amonia yang menyebabkan terasi berbau merangsang.
Ada
beberapa jenis lactobacillus yang juga berperan dalam pembuatan kefir. Bakteri
yang berperan antara lain: Lactocococcus
lactis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus kefir, Lactobacillus
kefirgranum, Lactobacillus parakefir. Semua bakteri tadi merupakan bibit
kefir dan berfungsi sebagai penghasil asam laktat dari laktosa. Sedangkan Lactobacillus kefiranofaciens berperan
sebagai pembentuk lendir (matriks butiran kefir)
b.
Streptococcus
Pada
pembuatan mentega dan keju, bakteri Streptococcus
lactis diperlukan untuk menghasilkan asam laktat. Pada pembuatan keju, asam
laktat dapat menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu. Gumpalan ini
kemudian dipadatkan dan diberi garam. Garam berfungsi untuk mempercepat proses
pengeringan, penambah rasa dan pengawet. keju diperam untuk dimatangkan selama
sekitar 4 minggu. Selama proses pemeraman inilah, citarasa dan tekstur dari
keju terbentuk.
c.
Pediococcus cerevisiae
Bakteri
Pediococcus sp. digunakan dalam
pembuatan sosis. Tidak semua sosis dibuat melalui proses fermentasi. Sosis
fermentasi dikenal dengan istilah dry sausage atau semi dry sausage. Contoh
sosis jenis ini antara lain adalah Salami Sausage, Papperson Sausage, Genoa
Sausage.
d.
Acetobacter
Jenis
acetobacter yang terkenal perannya dalam pengolahan makanan adalah Acetobacter xylinum yang berperan dalam
pembuatan nata de coco. Bakteri ini disebut juga dengan bibit nata. Bakteri
akan membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah asam.
Dalam kondisi tersebut, bakteri akan menghasilkan enzim yang dapat membentuk
zat gula menjadi serat atau selulosa. Dari jutaan bakteri yang tumbuh pada air
kelapa tersebut akan dihasilkan jutaan benang-benang selulosa yang akan memadat
dan menjadi lembaran-lembaran putih yang disebut nata.
2.
Mikroba jenis fungi
a.
Rhyzopus oryzae
Jamur
ini sangat berperan dalam pembuatan tempe. Tempe sendiri dapat dibuat dari
kacang kedelai maupun bahan nabati lain yang berprotein. Pada tempe berbahan
kedelai, jamur selain berfungsi untuk mengikat atau menyatukan biji kedelai
juga menghasilkan berbagai enzim yang dapat meningkatkan nilai cerna saat dikonsumsi.
b.
Neurospora sitophila
Jamur
ini berperan dalam pembuatan oncom. Oncom dapat dibuat dari kacang tanah yang
ditambahkan dengan bahan makanan lain seperti bungkil tahu. Bahan-bahan
tersebut dapat menjadi oncom dengan bantuan jamur oncom. Proses yang terjadi
dalam pembuatan oncom hampir sama dengan pembuatan tempe.
c.
Aspergillus wentii dan
Aspergillus oryzae
Jamur-jamur
ini berperan dalam pembuatan kecap dan tauco. Kecap atau tauco dibuat dari
kacang kedelai. Proses pembuatannya mengalami dua tahap fermentasi. Proses
fermentasi pertama, yaitu adanya peran jamur Aspergillus wentii dan Aspergillus
oryzae. Protein akan diubah menjadi bentuk protein terlarut, peptida,
pepton dan asam-asam amino, sedangkan karbohidrat diubah oleh aktivitas enzim
amilolitik menjadi gula reduksi. Proses fermentasi kedua menghasilkan kecap
atau tauco yang merupakan aktivitas bateri Lactobacillus
sp. Gula yang dihasilkan pada Kecap proses fermentasi diubah menjadi
komponen asam amino yang menghasilkan rasa dan aroma khas kecap
d.
Saccharomyces cerevisiae
Jamur
ini dimanfaatkan untuk pembuatan tape, roti dan minuman beralkohol dengan cara
fermentasi. Tape dibuat dari singkong atau beras ketan. Dalam pembuatan tape,
mikroba berperan untuk mengubah pati menjadi gula sehingga pada awal fermentasi
tape berasa manis
C.
Produk Fermentasi
Fermentasi dapat digolongkan berdasar
mikrobanya yaitu Homofermentasi, yaitu fermentasi oleh satu spesies mikroba dominan seperti pada tempe dan Heterofermentasi yaitu fermentasi lebih dari satu spesies mikroba, contohnya pada tape. Mikroorganisme dapat mengubah substrat
menjadi produk yang diinginkan dan berperan dalam proses fermentasi. Melalui proses fermentasi ini akan dihasilkan
berbagai produk makanan dan minuman sebagai berikut :
1.
Yoghurt
Yogurt
adalah susu yang difermentasikan dengan mikroba Sterptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus. Secara tradisonal susu dipanaskan selama beberapa jam untuk
menguapkan air dan menaikkan proporsi susu cair. Sesudah penguapan susu
didinginkan pada suhu 40-420 C dan diinokulasikan dengan kultur yogurt
yang terdahulu. Sesudah inkubasi semalaman pada tempat yang hangat, kemudian
produk didinginkan. Bakteri menghasilkan diasetil, asetaldehida dan berbagai
produk metabolik lain yang memberi aroma karakteristik pada yogurt.
2.
Keju
Keju
dibuat dari susu dengan memisahkan dadih/curd dari whey air (air yang tinggal
setelah susu dijadikan keju). Protein susu didenaturasi oleh asam laktat
dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang ditambahkan pada susu sebagai kultur
pemula/stater culture, atau dengan menambahkan proteasi renin. Keju yang sederhana dapat dibuat dengan
memanaskan susu sampai hampir mendidih secara cepat. Sehingga dapat membunuh
sebagian besar mikroba perusak dan kemudian menambahkan kultur pemula pada susu
yang sudah didinginkan. Kultur pemula yang selalu digunakan mengandung bakteri
asam laktat seperti Sterptococcus lactis,
Streptococcus cemoris, Leuconostoc citrovorum dan Leuconostoc dextranicum.
3.
Roti
Mikroorganisme yang digunakan dalam pembuatan
roti adalah khamir Sacharomyces cerevisiae.
Proses pembuatannya diawali dengan memecah biji-biji sereal untuk dijadikan
tepung terigu. Kemudian terigu ditambah air untuk mengaktifkan enzim-enzim
misalnya amilase. Amilase berperan untuk mengubah tepung menjadi maltosa,
kemudian maltosa dihidrolisis menjadi glukosa oleh enzim maltase. Glukosa
tersebut kemudian dimanfaatkan oleh khamir sebagai substrat respirasinya
sehingga dihasilkan karbondioksida (CO2). Karbondioksida yang dihasilkan akan
membentuk gelembung-gelembung yang terperangkap pada adonan roti sehingga
dengan adanya gelembung ini mengakibatkan roti mempunyai struktur dan
mengembang. Pada saat roti dipanggang di dalam oven, panas yang dihasilkan akan
membunuh khamir dan adonan roti akan mengembang serta ukurannya menjadi lebih
besar
4.
Tempe
Tempe merupakan makanan tradisional yang berpotensi
sebagai makanan fungsional, beberapa khasiat tempe bagi kesehatan antara lain
memberikan pengaruh hipokolesterolemik, antidiare khususnya karena bakteri
e.coli enteropatogenik dan antioksidan. Nilai gizi protein tempe meningkat
setelah proses fermentasi karena terjadinya pembebasan asam amino hasil
aktivitas enzim proteolitik dari tempe. Tempe yang dibuat dari kedelai melalui
tiga tahap yaitu :
a.
Hidrasi dan pengasaman
biji kedelai dengan perendaman beberapa lama.
b.
Sterilisasi
terhadap sebagian biji kedelai,
c.
Fermentasi
oleh jamur tempe yang diinokulasikan segera setelah sterilisasi. Jamur tempe
yang biasa digunakan ialah Rhizopus oligosporus
5.
Nata de Coco
Nata
de coco adalah jenis komponen minuman yang merupakan senyawa selulosa yang
dihasilkan dari air kelapa melaui proses fermentasi, yang melibatkan jasad
renik yang dikenal dengan nama Acetobacter
xylinum. Definisi nata adalah suatu zat yang menyerupai gel, tidak larut
dalam air dan terbentuk pada media fermentasi air kelapa dan beberapa sari buah
masam. Pembentukan nata terjadi karena proses pengambilan glukosa dari gula
dalam air kelapa oleh sel-sel Acetobater xylinum. Kemudian glukosa tersebut
digabungkan dengan asam lemak membentuk bahan lemak membentuk bahan pendahulu
nata pada membran sel.
6. Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan
pada kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus wentii bersama-sama dengan bakteri asam laktat
yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat
berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa mikroba sangat berperan dalam teknologi
fermentasi untuk menghasilkan suatu produk makanan dan minuman. Mikroba yang
berperan dalam proses fermentasi dibedakan menjadi dua yaitu mikroba jenis
bakteri seperti Lactobacillus, Streptococcus, Pediococcus cerevisiae, Acetobacter dan mikroba jenis fungi yaitu Rhyzopus oryzae, Neurospora sitophila, Aspergillus wentii, Aspergillus oryzae, dan Saccharomyces cerevisiae. Produk hasil fermentasi dengan bantuan mikroba antara
lain yoghurt, roti, kecap, tempe, nata de coco, keju.
B.
Saran
Dalam makalah ini
disarankan untuk mencari sumber informasi yang berasal dari jurnal pendidikan
yang relevan agar informasi yang di dapat benar dan tepat. Makalah ini dapat
juga dijadikan sumber referensi dan pembanding dalam makalah lain dengan topik
yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Amien Muhammad, Pegangan Umum
Bioteknologi 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.
Campbell, N.A. 1997. Biology. Fourth Edition. California: The
Benjamin/Cummings Publishing Company Inc.
Campbell, N.A., et al. 2006. Biology Concepts & Connections.
California: The Benjamin/Commings Publishing Company
Glenn, dan Susan T. 1987. New Understanding Biology for Advance
Level. Fourth Edition. United Kingdom: Stanley Thorns (Publisher) Ltd.
Gutman, B.S. 1999. Biology. New York: Mc Graw Hill.
Maggy Themawidjaja, Bioteknologi, Jakarta: Erlangga,
1990
Muhammad Luthfi H, Syafi'ah I., dkk. Pegangan Guru Biologi Kelas IX.
Klaten: PT Intan Pariwara
Harsono, Bioteknologi, Jakarta:
Yudhistira, 2006
Purjiyanta Eka,IPA
Terpadu,Jakarta:Erlangga,2006.
LAMPIRAN
Produk-Produk Hasil
Fermentasi
|
|
|
Gambar 1. Yoghurt
|
|
|
|
Gambar 3. Roti
|
|
|
|
Gambar 5. Nata de Coco
|
|
|
|
Gambar 6. Kecap
|
|
|
|
Gambar 2. Keju
|
|
|
|
Gambar 4. Tempe
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar